Minggu, 22 November 2009

Agar Hidupmu Selalu Bahagia

Judul Buku : “99 Ideas for Happy Life”
Pengarang : Jumadi Subur
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : Zip Books
Tebal Buku : xvi + 254 halaman

Buku ini merupakan buku motivasi yang cukup ringan yang dapat dikonsumsi tanpa perlu melipat dahi karena konsentrasi penuh yang dibutuhkan dalam memahami isi buku atau istilah sulit yang harus dimengerti lebih dulu untuk dapat memahami maksud yang terkandung dalam buku. Namun bukan berarti dalam menikmati buku ini dapat dilakukan tanpa penghayatan atau sambil lalu. Karena motivasi hidup yang diberikan juga bukan hanya motivasi secara umum untuk dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan, namun juga diambil dari firman Allah SWT yang merupakan sumber kebahagiaan yang hakiki, sehingga dalam mencernanya butuh panghayatan mendalam dan kesadaran penuh sebagai seorang hamba yang selalu diberi nikmat yang tak terhitung oleh Nya.

Jumadi Subur, pengarang buku ini, juga merupakan sosok sukses yang lahir dari sebuah perjalanan hidup yang tidak mudah dan penuh kerja keras. Beliau telah terbiasa hidup sederhana dan bekerja sejak usia sekolah. Kini dengan spesialisasinya dalam bidang komputer dan pengembangan sumber daya insani, beliau kerap memberi pelatihan bidang pemasaran, motivasi, komunikasi bisnis, branding, promosi efektif dan manajemen bisnis lainnya.

Sesuai dengan judul buku ini, 99 Ideas for Happy Life, buku ini berisi “99 ide” yang dapat membuat hidup kita bahagia. Dalam pengemasannya, pada setiap ide disertai dengan gambar menarik yang mewakilinya juga kutipan maupun kata bijak di awal ide yang memudahkan pembaca dalam memahami setiap ide. Di dalamnya juga disertai dengan hal – hal yang memperkuat content yang ada, seperti surat di Al-Qur’an, sekilas mengenai biografi orang sukses, cerita hikmah, puisi, pengalaman pengarang dan cerita dari perjalanan hidup Rasulullah maupun sahabat.

Diawali dengan ide pertama yang berjudul “Jalan Menuju Sukses”. Di dalamnya terdapat sebuah kisah inspiratif tentang jalan menuju sukses yang berupa percakapan seorang murid yang menanyakan arah jalan menuju sukses kepada gurunya. Kisah tersebut merupakan kisah yang sangat pendek namun cukup menarik pembaca ,di awal, untuk terus mengikuti isi buku selanjutnya. Beberapa ide lainnya berisi motivasi saat menghadapi kegagalan dan keterbatasan juga berbagai tips untuk menjaga agar diri tetap bahagia, bersemangat serta terus termotivasi, seperti belajar menghargai waktu, membangun motivasi diri, menentukan prioritas, kemandirian, mengenali potensi, berbagai hikmah di balik kesulitan, dan hal lainnya yang dapat membuat pembaca tersadar akan begitu banyaknya nikmat yang diberikan Allah dan segala potensi yang dapat melejitkan prestasi seseorang yang mungkin masih tersimpan dan ingin segera keluar dari persembunyiannya. Semuanya membuat pembaca merasa dipaksa untuk segera bergerak, beraksi dan menyusun visi dan misi hidup yang jelas mengenai dirinya.

Di sisi lain, buku ini juga berisi nasihat untuk melakukan hal – hal yang dapat me-refresh semangat seseorang seperti membaca Al Qur’an , mengingat prestasi masa lalu, bersilaturrahim, memahami kekuatan do’a, relaksasi, membaca cerita lucu, menonton film motivasi, menikmati indahnya alam, menikmati setiap detik kehidupan, mensyukuri setiap hal dan lain – lain. Setiap poin tersebut dibahas dalam setiap ide dengan kemasan yang menarik.

Mengutip kata-kata bijak yang terdapat dalam buku ini “Sukses adalah 1% bakat, 99% ketekunan. Apa yang anda tanam, itulah yang akan Anda hasilkan. Jangan takut gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba.” Kata bijak itu mungkin dapat selalu mengingatkan Anda bahwa kesuksesan adalah mengenai terus berusaha secara konsisten dengan terus menjaga semangat dan murninya tujuan hanya untuk meraih ridhoNya. Ya, dengan terus berusaha saat yang lain berhenti.

Atau apabila masih merasa sedih, gelisah dan cemas setelah membaca buku ini,mari kita lihat dan hayati kutipan firman Allah yang ada dalam buku ini, yaitu surat Ali Imraan ayat 139 , ”Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang – orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang – orang yang beriman.” serta pada Surat Al-Kahfi ayat 30, “ Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal saleh, tentunya Kami tidak akan mengabaikan orang – orang yang melakukan perbuatan baik (itu).”

Dalam firman tersebut, dapat kita tarik pelajaran bahwa tak ada yang perlu dicemaskan dan disedihkan dalam hidup ini apabila Anda memang orang yang beriman karena Allah yang Maha Tahu dan Maha Adil tak kan pernah mengabaikan orang yang beriman dan berbuat baik. Dan alangkah indahnya apabila nantinya Anda malah dapat membagi kebahagiaan dengan orang – orang di sekitar Anda, karena itulah kesuksesan yang sebenarnya.


Pesan terakhir yang ada di buku ini,” Selamat berjuang, Saudaraku! Karena Allah S.W.T. menciptakan kita untuk kemuliaan. Allah S.W.T. menciptakan kita untuk kesuksesan. Sekali lagi, selamat berjuang ! \(^o^)/

Minggu, 08 November 2009

Lebih besar dari langit, bumi serta seisinya

Saat melihat kalian

Hilang semua letih

Seperti melihat diriku dulu

Saat masih terbata

Saat masih mengeja

Makna mengenal Allah

Makna mengenal Rasul

Makna hidup yang sesungguhnya

Makna tugas seorang hamba, seorang manusia...

Ya Allah, tautkan hati - hati kami

Berilah setitik sinarMu yang terang benderang

Yang mampu menghapus segala kelam..

Yang membawa kami menikmati indahnya Islam, ukhuwah dan dakwah....

Aku tidak lebih dulu masuk surga

Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.

Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku. “Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,”batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.

Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau Adzab neraka yang siap menanti.

Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan…..? Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga,apalagi aku,” pikirku mantap.

Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.

Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Yaa Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangannya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi pembantu di rumahku yang kerap kali kuperintah dengan seenaknya. Kendatipun sudah setengah tua mbok Darmi tetap menjalankan perintahku dengan senyuman. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”

MasyaAllah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jama’ah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Dengan penuh keikhlashan mereka dengarkan taujih-taujih darimu, kemudian mereka ‘amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,”jelasnya lagi.

Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu.”

Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. “Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.

Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jama’ah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.

Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah…, ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.

Hidup itu Indah



















Hidup itu indah
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah...
Membaguskan yang buruk
Menyembuhkan yang sakit
Melapangkan yang sempit
Mengayakan yang miskin
Meringankan yang berat
Hingga hidup menjadi indah
Seindah ciptaanNya..

Hidup itu perjuangan
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah...
Maha Menatap
Maha Mendengar
Maha Tahu
Hingga aku ta' bisa lari dari-Nya
dengan menuruti hasratku..

Hidup itu tenang
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah adalah Penenang Sejati
Hingga galau, risau, dan juga gelisah lenyap
Saat aku ingat cintaNya...

Hidupku adalah izinNya
Sudah seharusnya aku berbakti padaNya Apapun yg DIA berikan
Aneh kiranya cinta untukNya terbagi dgn yg lain
Sedangkan nikmatNya, cintaNya, untukku Tiada pernah terbagi
Aneh juga kiranya jika hati menjadi risau dan galau
Sedangkan petolonganNya begitu dekat..

Aku harus tegar
Aku juga harus tegas
Hingga Rasul bangga melihatku
berjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegas ku
Namun semuanya itu tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaran
Karena Allah senantiasa bersama orang2 yang sabar
Sabar menghadapi segalanya
Karena Allah selalu dihati
Hingga yakin Allah Yang Maha Pengasih akan membantuku

Andai Allah sudah dihati
Tiada masalah yang tidak dapat teratasi
Allah Maha Berkuasa
DIA memungkinkan yang tidak dan tidak Memungkinkan yang mungkin
Semua kejadian karena izinNya, kasih dan cinta-Nya
Allah Maha Baik dan DIA selalu memberi yg terbaik untukku
Allah Maha Indah dan DIA selalu memberi yg terindah untukku
Cukup serahkan segala urusan padaNya Karena DIA Penentu Sejati
Hingga aku tak mengenal risau, galau, apalagi gelisah...

by : Grifingga Shintamaya Putri
grifinggasp@hotmail.com