Minggu, 22 November 2009

Agar Hidupmu Selalu Bahagia

Judul Buku : “99 Ideas for Happy Life”
Pengarang : Jumadi Subur
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : Zip Books
Tebal Buku : xvi + 254 halaman

Buku ini merupakan buku motivasi yang cukup ringan yang dapat dikonsumsi tanpa perlu melipat dahi karena konsentrasi penuh yang dibutuhkan dalam memahami isi buku atau istilah sulit yang harus dimengerti lebih dulu untuk dapat memahami maksud yang terkandung dalam buku. Namun bukan berarti dalam menikmati buku ini dapat dilakukan tanpa penghayatan atau sambil lalu. Karena motivasi hidup yang diberikan juga bukan hanya motivasi secara umum untuk dapat meraih kebahagiaan dan kesuksesan, namun juga diambil dari firman Allah SWT yang merupakan sumber kebahagiaan yang hakiki, sehingga dalam mencernanya butuh panghayatan mendalam dan kesadaran penuh sebagai seorang hamba yang selalu diberi nikmat yang tak terhitung oleh Nya.

Jumadi Subur, pengarang buku ini, juga merupakan sosok sukses yang lahir dari sebuah perjalanan hidup yang tidak mudah dan penuh kerja keras. Beliau telah terbiasa hidup sederhana dan bekerja sejak usia sekolah. Kini dengan spesialisasinya dalam bidang komputer dan pengembangan sumber daya insani, beliau kerap memberi pelatihan bidang pemasaran, motivasi, komunikasi bisnis, branding, promosi efektif dan manajemen bisnis lainnya.

Sesuai dengan judul buku ini, 99 Ideas for Happy Life, buku ini berisi “99 ide” yang dapat membuat hidup kita bahagia. Dalam pengemasannya, pada setiap ide disertai dengan gambar menarik yang mewakilinya juga kutipan maupun kata bijak di awal ide yang memudahkan pembaca dalam memahami setiap ide. Di dalamnya juga disertai dengan hal – hal yang memperkuat content yang ada, seperti surat di Al-Qur’an, sekilas mengenai biografi orang sukses, cerita hikmah, puisi, pengalaman pengarang dan cerita dari perjalanan hidup Rasulullah maupun sahabat.

Diawali dengan ide pertama yang berjudul “Jalan Menuju Sukses”. Di dalamnya terdapat sebuah kisah inspiratif tentang jalan menuju sukses yang berupa percakapan seorang murid yang menanyakan arah jalan menuju sukses kepada gurunya. Kisah tersebut merupakan kisah yang sangat pendek namun cukup menarik pembaca ,di awal, untuk terus mengikuti isi buku selanjutnya. Beberapa ide lainnya berisi motivasi saat menghadapi kegagalan dan keterbatasan juga berbagai tips untuk menjaga agar diri tetap bahagia, bersemangat serta terus termotivasi, seperti belajar menghargai waktu, membangun motivasi diri, menentukan prioritas, kemandirian, mengenali potensi, berbagai hikmah di balik kesulitan, dan hal lainnya yang dapat membuat pembaca tersadar akan begitu banyaknya nikmat yang diberikan Allah dan segala potensi yang dapat melejitkan prestasi seseorang yang mungkin masih tersimpan dan ingin segera keluar dari persembunyiannya. Semuanya membuat pembaca merasa dipaksa untuk segera bergerak, beraksi dan menyusun visi dan misi hidup yang jelas mengenai dirinya.

Di sisi lain, buku ini juga berisi nasihat untuk melakukan hal – hal yang dapat me-refresh semangat seseorang seperti membaca Al Qur’an , mengingat prestasi masa lalu, bersilaturrahim, memahami kekuatan do’a, relaksasi, membaca cerita lucu, menonton film motivasi, menikmati indahnya alam, menikmati setiap detik kehidupan, mensyukuri setiap hal dan lain – lain. Setiap poin tersebut dibahas dalam setiap ide dengan kemasan yang menarik.

Mengutip kata-kata bijak yang terdapat dalam buku ini “Sukses adalah 1% bakat, 99% ketekunan. Apa yang anda tanam, itulah yang akan Anda hasilkan. Jangan takut gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba.” Kata bijak itu mungkin dapat selalu mengingatkan Anda bahwa kesuksesan adalah mengenai terus berusaha secara konsisten dengan terus menjaga semangat dan murninya tujuan hanya untuk meraih ridhoNya. Ya, dengan terus berusaha saat yang lain berhenti.

Atau apabila masih merasa sedih, gelisah dan cemas setelah membaca buku ini,mari kita lihat dan hayati kutipan firman Allah yang ada dalam buku ini, yaitu surat Ali Imraan ayat 139 , ”Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang – orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang – orang yang beriman.” serta pada Surat Al-Kahfi ayat 30, “ Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal saleh, tentunya Kami tidak akan mengabaikan orang – orang yang melakukan perbuatan baik (itu).”

Dalam firman tersebut, dapat kita tarik pelajaran bahwa tak ada yang perlu dicemaskan dan disedihkan dalam hidup ini apabila Anda memang orang yang beriman karena Allah yang Maha Tahu dan Maha Adil tak kan pernah mengabaikan orang yang beriman dan berbuat baik. Dan alangkah indahnya apabila nantinya Anda malah dapat membagi kebahagiaan dengan orang – orang di sekitar Anda, karena itulah kesuksesan yang sebenarnya.


Pesan terakhir yang ada di buku ini,” Selamat berjuang, Saudaraku! Karena Allah S.W.T. menciptakan kita untuk kemuliaan. Allah S.W.T. menciptakan kita untuk kesuksesan. Sekali lagi, selamat berjuang ! \(^o^)/

Minggu, 08 November 2009

Lebih besar dari langit, bumi serta seisinya

Saat melihat kalian

Hilang semua letih

Seperti melihat diriku dulu

Saat masih terbata

Saat masih mengeja

Makna mengenal Allah

Makna mengenal Rasul

Makna hidup yang sesungguhnya

Makna tugas seorang hamba, seorang manusia...

Ya Allah, tautkan hati - hati kami

Berilah setitik sinarMu yang terang benderang

Yang mampu menghapus segala kelam..

Yang membawa kami menikmati indahnya Islam, ukhuwah dan dakwah....

Aku tidak lebih dulu masuk surga

Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.

Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku. “Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,”batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.

Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau Adzab neraka yang siap menanti.

Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan…..? Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga,apalagi aku,” pikirku mantap.

Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.

Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Yaa Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangannya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi pembantu di rumahku yang kerap kali kuperintah dengan seenaknya. Kendatipun sudah setengah tua mbok Darmi tetap menjalankan perintahku dengan senyuman. Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”

MasyaAllah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jama’ah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Dengan penuh keikhlashan mereka dengarkan taujih-taujih darimu, kemudian mereka ‘amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,”jelasnya lagi.

Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu.”

Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. “Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.

Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jama’ah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.

Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah…, ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.

Hidup itu Indah



















Hidup itu indah
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah...
Membaguskan yang buruk
Menyembuhkan yang sakit
Melapangkan yang sempit
Mengayakan yang miskin
Meringankan yang berat
Hingga hidup menjadi indah
Seindah ciptaanNya..

Hidup itu perjuangan
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah...
Maha Menatap
Maha Mendengar
Maha Tahu
Hingga aku ta' bisa lari dari-Nya
dengan menuruti hasratku..

Hidup itu tenang
Jika Allah selalu di hati
Karena Allah adalah Penenang Sejati
Hingga galau, risau, dan juga gelisah lenyap
Saat aku ingat cintaNya...

Hidupku adalah izinNya
Sudah seharusnya aku berbakti padaNya Apapun yg DIA berikan
Aneh kiranya cinta untukNya terbagi dgn yg lain
Sedangkan nikmatNya, cintaNya, untukku Tiada pernah terbagi
Aneh juga kiranya jika hati menjadi risau dan galau
Sedangkan petolonganNya begitu dekat..

Aku harus tegar
Aku juga harus tegas
Hingga Rasul bangga melihatku
berjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegas ku
Namun semuanya itu tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaran
Karena Allah senantiasa bersama orang2 yang sabar
Sabar menghadapi segalanya
Karena Allah selalu dihati
Hingga yakin Allah Yang Maha Pengasih akan membantuku

Andai Allah sudah dihati
Tiada masalah yang tidak dapat teratasi
Allah Maha Berkuasa
DIA memungkinkan yang tidak dan tidak Memungkinkan yang mungkin
Semua kejadian karena izinNya, kasih dan cinta-Nya
Allah Maha Baik dan DIA selalu memberi yg terbaik untukku
Allah Maha Indah dan DIA selalu memberi yg terindah untukku
Cukup serahkan segala urusan padaNya Karena DIA Penentu Sejati
Hingga aku tak mengenal risau, galau, apalagi gelisah...

by : Grifingga Shintamaya Putri
grifinggasp@hotmail.com

Jumat, 30 Oktober 2009

Lihat Lebih Dekat


Pergilah sepi
Pergilah gundah
Jauhkanlah aku
Dari salah prasangka

Pergilah gundah
Jauhkan resah
Lihat segalanya
Lebih dekat
Dan ku bisa melihat
Lebih bijaksana

Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya
Lebih dekat
Dan aku...
Akan mengerti...

Hikmah Perjalanan

Saat itu semua berlalu dengan cepat. Perjalanan itu. Perjalanan pertamaku sendirian ke Sumatera, yang mengantarkanku pada suatu kesadaran untuk selalu mempercayai bahwa semua rencanaNya indah dan pasti yang terbaik untuk hambaNya. Ia Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu di atas segalanya.

Semuanya berawal dari sebuah telepon singkat yang sampai beberapa saat setelahnya masih belum bisa ku percaya. “Ayah udah nggak ada Ka, kasih tahu budhemu ya.” Hanya satu kalimat itu, setelahnya suara di ujung sana menutup telponnya. Suara ibu. Suara ibu yang menahan isaknya.

Seketika bayangan tentang ayah memenuhi pikiranku. Ayah yang tak kenal lelah dalam berjihad untuk memberi nafkah keluarganya, ayah yang pendiam dan jarang marah, ayah yang selama 3 tahun ini tidak pernah ku temui, ayah yang berjanji akan pulang untuk bertemu denganku 2 minggu lagi, ayah yang tak sempat kucium keningnya untuk terakhir kali.

Akhirnya dengan dukungan dan cinta serta selaksa do’a dari teman – teman tercinta, aku berangkat dari Surabaya ke Medan. Dua tiket pesawat PP yang ku dapat dari sahabat – sahabatku yang berhati lembut menambah keyakinanku akan janji Allah yang menjabarkan bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Begitu besar rasa syukur ini, karena tak mungkin ku dapat berangkat tanpa tiket itu. Meski akhirnya ku tak sempat melihat ayah untuk terakhir kalinya.

Di tengah perjalanan seorang diri itu, aku bertemu dengan seorang bapak yang logatnya berbeda. Ternyata beliau adalah TKI yang bekerja di Malaysia. Setelah lima tahun baru kali ini bapak itu pulang, aku langsung teringat ayah yang juga rela kerja jauh di usia tuanya demi keluarganya.

Bapak itu bercerita kalau sebenarnya ia ingin tidak balik lagi ke Malaysia, namun hal itu tidak mungkin karena keadaan ekonominya. Bapak itu juga bercerita betapa keras dan payahnya perjuangannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Saat itu juga aku terbayang wajah ayah yang lelah namun tak pernah menyerah. Bahkan dalam detik terakhirnya, ia paksakan untuk makan agar bisa lekas sembuh untuk anak – anaknya.
Sekarang di sampingku ada seorang bapak yang juga masih menggenggam mimpi, harapan, suka dan duka anak – anaknya. Ia genggam mimpi itu seerat yang ia bisa hingga melahirkan kekuatan dan keikhlasan yang tak bertepi untuk anak – anaknya.

Ya Allah, kini ku sadar, betapa cinta Nya Engkau pada ayah. Ketika mungkin tubuhnya tak mampu lagi memikul beban berat ini, Engkau panggil ia ke sisi Mu. Kini pelajaran tentang kerja keras dan tawakkal itu telah kami, anak – anaknya, dapat. Adik yang sholatnya masih bolong – bolong kini mulai rajin, karena kau berpesan untuk selalu menjaga sholat di saat terakhirmu.

Kini saat menatap wajah lelah bapak di sampingku, aku hanya dapat berdo’a kepada Allah,
“Ya Allah, selalu berikan rahmat dan maghfiroh Mu kepada ayah – ayah yang masih berjuang di dunia ini. Ayah – ayah yang menggenggam mimpi, cinta, asa, suka dan duka anak – anaknya. Berikanlah kekuatan pada ayah – ayah yang melahirkan begitu banyak cinta dan keikhlasan di dunia ini, semoga hidayah selalu tercurah pada mereka dalam berjuang di jalan Mu. Amiin”

Dimuat di tarbawi

Sabtu, 26 September 2009

Tentang Pelangi

Yang dirangkai oleh pelangi...
Kakak tersayang, mbak jumhar...
Ikut nampilin puisinya anti ya :)


Tentang pelangi

Hadirnya selalu diawali mendung, gelap, hujan
Hingga setelah reda, terkikis badai perlahan
Memantullah warna-warni indah

Jika ingin menikmati pelangi
Bersabarlah menunggu badai mereda

Biarkan cinta memberi warna
Pada keteguhan meraih mimpi
Pada rajutan ikhtiar membumi

Sampai jemari Allah menyapa
Dan harimu kan pelangi

ZIONIS PASTI MENANGIS


Pernahkah anda berfikir apa yang sebenarnya terjadi dengan kaum Muslimin di Palestina ? Mengapa begitu banyak warga sipil terutama wanita dan anak – anak yang meninggal akibat serangan Israel, padahal secara terang -terangan Israel mengklaim bahwa mereka ingin membasmi pejuang HAMAS yang ada di sana ? Apakah wanita dan anak – anak tersebut adalah merupakan symbol kekuatan HAMAS yang sesungguhnya sehingga Zionis harus membasmi mereka tanpa belas kasih sedikitpun ? Atau sepertinya memang ada sebuah rencana besar Israel di balik semua agresi dan statement – statement palsu mereka ?

Serangan Israel ke Palestina tak kunjung berhenti. Meski Zionis sempat mengklaim bahwa mereka telah melakukan gencatan senjata dengan Palestina, yang sebenarnya hanyalah salah satu siasat mereka saja untuk menghabisi saudara – saudara kita di sana. Sudah dapat kita ketahui bahwa rencana para Zionis laknatullah di Palestina itu sudah hampir terealisasi. Hal ini dapat kita lihat dari data perkembangan wilayah Israel di Palestina yang semakin meluas. Hingga kini tahun 2009, hampir tak ada wilayah Palestina yang yang tak dimasuki Israel.

Tujuan mereka sebenarnya telah terlihat sangat jelas. Mereka ingin mengambil tanah yang mereka sebut – sebut dijanjikan ”Tuhan mereka”. Seperti pada kutipan kitab orang Yahudi yang berbunyi Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman : ”Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Eufrat”. ( Genesis 15: 18 )

Apapun yang dijelaskan Israel mengenai alasan mereka menyerang Palestina, tetap tak terbantahkan bahwa mereka ingin mewujudkan wilayah yang mereka sebut Tanah yang dijanjikan oleh Tuhan. Maka dapat kita lihat, bukan saja Palestina yang menjadi sasaran Yahudi, namun juga negara – negara Arab di Timur Tengah. Lalu bagaimana cara agar mereka bisa mengambil tanah itu ? Caranya adalah dengan membunuh habis warga Palestina. Tujuan mereka beru dapat tercapai saat tak ada satu pun lagi warga muslim Palestina, saudara kita, yang masih bernafas. Oleh karena itu, Israel membunuh banyak wanita dan anak –anak, agar jumlah generasi penerus rakyat Palestina semakin berkurang.

Bagaimana dunia Internasional memandang hal ini ? PBB yang menaungi perdamaian di dunia terlihat tidak mampu berbuat apa – apa menghadapi masalah tersebut. Hal tersebut sebenarnya tidak mengagetkan, mengingat Amerika sebagai negara adi kuasa yang mendukung cita – cita Zionis memerangi umat muslimin dapat memainkan PBB layaknya boneka yang tak bisa berkutik.

Kecaman yang disampaikan atau dilontarkan tak akan berpengaruh atau menolong warga Palestina yang terus saja dihujani bom dan peluru. Rapat – rapat yang hanya membahas siapa yang sebenarnya harus disalahkan pada agresi ini juga tak akan bisa mengurangi penderitaan anak – anak yang kehilangan ayah dan ibu nya, para ibu yang kehilangan suami serta buah hatinya. Dimanakah peran serta PBB yang diklaim sebagai juru damai negara – negara di dunia ?

Ikhwah fillah, mungkin kita semua akan merasa sangat malu saat sejenak saja menengok keadaan saudara – saudara kecil kita , para ummahat di sana atau para mujahid lain yang berjuang mempertahankan tanah Islam, Palestina.

Kalau saja telinga ini bisa mendengar lirih suara mereka dari sini, mungkin kita akan terperangah akan apa yang kita dengar. Bukan rintihan yang akan kita dengar saudaraku, bukan pula sesal, atau bahkan keluh. Karena para mujahid itu sadar, bahwa keluh yang mereka ucapkan hanya akan mengurangi semangat jihad mereka, mengurangi keikhlasan yang mereka jaga sedemikian rupa di tengah – tengah hilangnya keluarga serta rumah mereka.

Namun apa yang akan kita dengar dari mulut mereka adalah dzikrullah, lantunan ayat suci yang berusaha mereka hafalkan di tengah sakitnya anggota tubuh yang terpotong, atau perihnya kulit yang terkena senjata kimia Israel berupa fosfor putih yang dapat menghancurkan kulit, daging, bahkan tulang secara perlahan – lahan.

Andai saja cobaan itu menimpa kita di Indonesia, akankah kita setegar saudara kecil kita yang mungkin telah kehilangan semua keluarganya, kehilangan masa – masa indah bersama keluarganya atau sekuat ummahat – ummahat yang dengan ikhlas melepaskan anak mereka untuk berjihad di jalan Nya ? Mereka sangat paham, bahwa tanah Palestina lebih berarti daripada nyawa anak – anak mereka, bahwa jihad merupakan tujuan hidup yang tertinggi bagi kaum muslimin. Akankah kita sekuat dan setegar itu, atau kita hanya akan menangis dan mengeluh seolah – olah kita menyalahkan takdir Nya ?

Saudaraku, strategi yang dimainkan oleh Israel ini baru merupakan langkah awal mereka untuk memecah belah dan menindas kaum muslimin. Apabila kita tetap saja merasa terkotak – kotak dengan menganggap bahwa penindasan kaum muslimin di Palestina bukanlah urusan kita yang merupakan warga Indonesia, maka mungkin saja cita - cita Yahudi memberantas kaum muslimin yang akhirnya juga memerangi kaum muslimin di Indonesia akan terwujud.

Alangkah indahnya apabila semangat ukhuwah yang merupakan persaudaraan yang dilandaskan karena akidah dan akhlak terpupuk begitu suburnya sehingga pengaruh nasionalisme yang berlebihan tak akan meracuni pikiran kita.

Orang- orang mukmin dalam menjalin cinta dan kasih sayang adalah semisal satu badan. Apabila salah satu anggota badan mengeluh sakit, maka seluruh anggota badan merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Ahmad).

Sudahkah hal ini tertanam dalam setiap diri kaum muslimin. Akankah tiba kejayaan Islam bila ternyata masih belum terwujud kasih dan sayang yang dapat menyatukan kaum muslimin itu sendiri. Apakah kita akan menutup telinga, mata dan hati kita saat saudara seiman kita terluka dan tersakiti di sana ?

Ikhwah fillah, di tengah – tengah cobaan yang di ujikan oleh Allah SWT ini, kita harus tetap meyakini bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Namun pada saatnya tiba, apakah posisi kita di sana adalah sebagai Hisbullah yang turut berjihad memenangkannya atau hanya sekedar penonton yang hanya bisa bertepuk tangan dan tak memberikan kontribusi apapun untuk agama Allah ?

Ya, saudaraku. Pertolongan Allah pasti datang, namun hanya orang – orang yang mencintai Nya setulus hati saja yang masih tetap berdiri tegak di jalan Nya yang suci. Hanya orang – orang terpilih kawan, yang kan tetap berdiri di sana, yang akan berhasil menemui Tuhannya.

Wahai manusia ! Sesungguhnya kamu telah bekerja bersungguh – sungguh menemui TuhanMu, maka kamu pasti akan menemui Nya”. (Q.S. Al-Insyiqaq : 6)

Masalahnya adalah dalam keadaan apa kita akan menemui sang Rabb ? Apakah dalam keadaan yang di ridhoi Nya atau dalam keadaan yang dimurkai Nya. Bagaimana bila nanti saudara kita Muslim Palestina menuntut kita di akhirat nanti akan ke acuhan kita pada penderitaan mereka, saudara kita ?

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai kaum muslimin yang kini sudah mengetahui bahwa ada musuh Islam yang telah menyusun strategi yang pastinya sangat dahsyat untuk meluluh - lantahkan dan membasmi kaum muslimin. Ya, strategi yang sangat dahsyat yang hasilnya sudah dapat kita lihat sekarang. Jerih payah mereka telah membuahkan hasil, sementara banyak sekali kaum muslimin di seluruh dunia masih tenag –tenang saja. Padahal di sisi lain, Zionis sudah melakukan banyak lobi, siasat, dan rapat – rapat tertutup agar tujuan mereka bisa tercapai.

Dan orang – orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ” Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. (Q.S. Al - Baqarah : 120)

Ikhwah fillah, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penderitaan saudara – saudara kita di Palestina atau dimanapun yang sedang berjuang memerangi musuh Allah S.W.T. Apabila sampai saat ini tak ada terbersit sedikitpun keinginan kita untuk membantu saudara – saudara kita di sana , bahkan hanya sekedar mendoakan mereka, maka mari bersama – sama kita memohon ampun kepada Allah serta selalu berdoa agar kita dilindungi dari berbagai tipu dunia.

Pertama – tama apabila kita memang tak bisa membantu mereka dalam berperang melawan Zionisme di tanah mereka, maka apabila kita memiliki kelebihan harta, maka sumbangkanlah harta tersebut untuk membantu kebutuhan hidup mereka yang sangat sulit untuk memperoleh makanan, obat – obatan dan kebutuhan mendasar lainnya.

Lalu, apabila kedua hal tersebut juga tak bisa kita lakukan, yang harus kita tanamkan adalah bahwa di manapun kaum muslimin berada, baik ia di sebelah rumah kita ataupun di negeri seberang yang bahkan kita belum pernah mengunjunginya, adalah saudara se-Iman kita, yang apabila mereka kesusahan, maka semampu kita, kita harus menolongnya. Maka, jangan pernah lupa untuk mendo’akan mereka di tiap – tiap akhir dari Shalat Fardhu, Qiyamul Lail atau Dhuha kita. Do’akanlah agar mereka diberi kekuatan oleh Allah untuk meghadapi ujian cinta dari Allah ini. Mari bersama – sama berdoa agar kekuatan kan selalu dilimpahkan Allah kepada semua kaum muslimin di dunia, agar hati semua kaum muslimin menyatu dalam cinta hanya kepada Nya.

Ambillah hikmah yang bisa kita dapat dari mereka, berupa nilai kesabaran, keikhlasan, perjuangan, khusnuzan pada Allah, ketabahan, ketegaran dan juga semangat mereka dalam menghafal dan mengkaji firman Nya meski di tangan – tangan ujian yang mereka alami. Ambil semua nilai itu saudara, agar bekal agama kita semakin besar hingga tak kan mudah kita diserang oleh pemikiran – pemikiran yang dapat memecah belah, mengkotak – kotakkan dan menghancurkan persaudaraan dan kesatuan umat muslim di manapun kita berada.

Apabila hal ini dapat kita tanamkan dan aplikasikan dalam kehidupan kita sebagai umat muslimin, maka tak akan diragukan lagi bahwa masa – masa kehancuran Zionis akan datang.

Ya saudaraku, suatu saat Kaum Zionis akan menangis, dan kejayaan serta kemenangan Islam akan kita raih. Allahu akbar.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati – hati ini telah berhimpun dalam cinta hanya kepada Mu, telah berjumpa dalam taat pada Mu, telah bersatu dalam dakwah pada Mu dan telah berpadu dalam membela syariat Mu. Maka, teguhkanlah ikatannya Ya Allah. Kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan – jalan nya. Penuhilah hati –hati nya dengan cahaya Mu yang tak kan pernah redup. Lapangkanlah dada – dada kami dengan kelimpahan iman kepada Mu dan indahnya bertawakkal kepada Mu. Hidupkanlah dengan ma’rifahmu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkau sebaik – baik pelindung dan sebaik – baik penolong.

Wallahu ’alam bishawab.

9 Energi Positif dalam berdakwah

1. Tentara terdepanmu adalah keikhlasan

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan??.."(QS. An Nisaa: 125)

Tentara Terdepanmu adalah Keikhlasan. Istilah ini sangat tepat karena memang keikhlasan adalah garda terdepan kita untuk menghadapi segala rintangan di jalan da’wah. Keikhlasan membuat kita tak kenal lelah dan tak kenal henti dalam menyampaikan Al Haq karena tujuan kita hanya satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jika tujuan kita menyimpang kepada yang sifatnya duniawi, maka saat tujuan itu tak tercapai, kita akan mudah kecewa dan berbalik ke belakang. Bila berda?wah lantaran mengharapkan apa-apa yang ada pada manusia, berupa penghormatan, penghargaan, pengakuan eksistensi diri, popularitas, jabatan, pengikut dan pujian, maka hakekatnya kita telah berubah menjadi hamba manusia, bukan lagi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kisah yang sangat menarik ketika Khalid bin Walid selaku panglima perang yang notabene sangat berjasa bagi kaum muslimin, tiba-tiba diturunkan jabatannya menjadi prajurit biasa, oleh Khalifah Umar bin Khattab. Namun Umar melakukan itu karena melihat banyaknya kaum muslimin yang mengelu-elukan kepahlawanan dan cenderung mengkultuskan Khalid, sehingga Umar khawatir hal itu akan membuat Khalid menjadi ujub (bangga diri), yang dapat berakibat hilangnya pahala amal-amal Khalid di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan subhanallah, Khalid tidak marah ataupun kecewa karena jabatannya diturunkan, bahkan ia tetap turut berperang di bawah komando pimpinan yang baru. Ketika ditanya tentang hal itu, Khalid menjawab dengan tenang,

"Aku berperang karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena Umar. "

2. Harus Tahan Beramal Jama’i
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai??" (QS. Ali Imran: 103)
Beramal jama’i itu jalannya tak selalu datar, ada kalanya mendaki, karena dalam beramal jama’i, kita akan menemui berbagai macam sifat manusia, berbagai pemikiran, fitnah dari luar, pun dari dalam. Namun bagaimanapun buruknya kondisi jamaah, tetap saja amal jama’i itu lebih baik dan lebih utama daripada sendirian. Ali bin Abi Thalib berkata, "Keruhnya amal jama’i, lebih aku sukai daripada jernih sendirian."

Kekuatan utama kita adalah persatuan kaum muslimin. Sesungguhnya kekalahan kita saat ini bukanlah karena kehebatan bersatunya kaum kuffar, tetapi karena tidak bersatunya kaum muslimin.

"Kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir."

Orang-orang yang memisahkan diri dan lari dari barisan da’wah, sesungguhnya tidak akan membuat barisan da’wah itu melemah atau kehilangan kader, justru barisan itu akan semakin solid dan kokoh karena mengindikasikan yang tergabung di dalamnya, tinggallah orang-orang yang teruji memiliki jiwa-jiwa pemersatu. Inilah sebuah sunnatullah yang senantiasa berlaku untuk membedakan antara loyang dan emas. Jadi, kita harus tahan beramal jama’i !

3. Bermanfaat bagi orang lain
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, "
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."(HR. Qudhy dari Jabir).

Bila kita melihat ukhuwah dalam barisan da’wah ternyata belum seindah seperti shirah yang kita baca, atau ternyata hijab di lembaga da’wah amat cair, maka adalah sangat wajar bila kita kecewa. Tetapi kekecewaan itu janganlah dipelihara, jangan justru membuat kita bersungut-sungut, menuntut lebih, berkeluh kesah, apatah lagi sampai memisahkan diri dari barisan. Mari ubah sudut pandang, dan kita tekankan bahwa segala kekurangan yang ada pada barisan da’wah adalah justru menjadi kewajiban kita untuk membenahinya.

"Jangan banyak menuntut, jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain."

4. Penuhi hak sesama muslim
- Saling menasehati. (QS. Al Ashr: 1-3)
Kekurangan dalam diri qiyadah, jundi, lembaga, manajemen, hendaknya disampaikan dalam bentuk nasehat. Untuk yang sifatnya pribadi - sebagai adab nasehat- adalah disampaikan tidak dalam forum, tetapi disampaikan pribadi, berdua saja, dalam rangka saling berpesan untuk nasehat menasehati dalam menetapi kesabaran. Karena bila kita memberi nasehat dihadapan orang banyak, maka itu sama saja dengan membuka aibnya dan menjatuhkannya, apalagi bila sampai melakukan sidang layaknya menghakimi terdakwa. Sangatlah tipis perbedaan antara orang yang ingin menasehati karena landasan kasih sayang, dengan orang yang menasehati karena sekaligus ingin membuka aib saudaranya, sehingga membuat diri yang dinasehati seakan lebih rendah, dari yang menasehati.

- Lemah lembut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang salah satu ciri jundullah (tentara Allah), yaitu: yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min " (QS. Al Maidah: 54)

- Jangan dengki. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda,"Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."(Riwayat Abu Daud dari Abi Hurairah)

- Jangan suudzon. Allah Subhanahu wa Ta?ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain"(QS. Al Hujuurat: 12)

- Berendah Hatilah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS. An Naml: 215)

- Jangan Berbantahan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "
..dan Janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menjadikan kamu gentar, dan hilang kekuatanmu??."(QS. Al Anfaal:46). Berbantah-bantahan sesama kita, padahal musuh di luar, sudah siap menerkam.

5. Musuh terbesar kita adalah syetan
Musuh kita bukanlah seorang muslim, apatah lagi sesama aktivis. Musuh terbesar kita adalah iblis dan bala tentaranya. Mereka senantiasa akan merusak ukhuwah kita dari kiri, kanan, depan, dan belakang (QS. Al A?raf: 17).

Hendaknya kita senantiasa ingat akan janji iblis untuk menyesatkan hamba-hamba-Nya (QS. Al Israa:62). Ini akan menjadi landasan kita untuk selalu menatap saudara kita dengan penuh kasih sayang karena boleh jadi saat saudara kita menyakiti kita, adalah lantaran banyaknya syetan di sekelilingnya yang terus menerus membisikinya untuk membenci kita, demikian pula sebaliknya, bisa jadi syetan menghembuskan prasangka-prasangka di dalam benak kita. Maka, mari kita jadikan syetan sebagai musuh bersama.

6. Sukses da’wah bukanlah karena kehebatan kita
Allah Subhanahu wa Ta?ala berfirman, "
Maka, bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar?" (Al Anfal: 1)
Ayat ini menyatakan bahwa kemenangan dalam medan peperangan, pun dalam suksesnya da’wah, bukanlah karena kepintaran kita dalam membuat strategi da’wah, tetapi tak lebih karena pertolongan dari Allah. Jika tidak, maka apa bedanya kita dengan Qarun yang berkata, "
Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku"(QS. Al Qashash:78). Dan kita lihat bagaimana ending kehidupan dari Qarun yang ditenggelamkan Allah Subhnahu wa Ta’ala ke perut bumi.

7. Mujahid itu teman kita sendiri
Mujahid dan mujahidah itu sesungguhnya ada di sekeliling kita, di dekat kita. Ya, bisa jadi mereka adalah teman-teman kita sendiri. Maka sangat aneh bila kita kerap kali menitikkan air mata saat ingat mujahid-mujahid di Palestina, Iraq, Chechnya, Afghanistan, dan lain-lain, tetapi dengan saudara-saudara mujahid di sesama lembaga saja, kita tidak bisa berlapang dada.

8. Ingat Kematian
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda,
"Perbanyaklah kalian mengingat mati, sebab seorang hamba yang banyak mengingat mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya, dan Allah akan meringankan baginya rasa sakit saat kematian."

9. Doakan di shalat malam kita
Doa adalah senjata orang-orang beriman dan bila kita mendoakan saudara muslim kita tanpa sepengetahuannya, maka para malaikat akan berkata, "untuk kamu juga". Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak seorang Muslim pun mendoakan kebaikkan bagi saudaranya sesama Muslim yang berjauhan melainkan malaikat mendoakannya pula. Mudah-mudahan engkau beroleh kebaikkan pula." (HR. Muslim)

Menyatakan diri sebagai orang beriman, sebagai seorang du’at (pengemban da’wah), sebagai seorang aktivis da’wah, sesungguhnya mengandung konsekuensi yang tidak ringan. Yaitu kita senantiasa akan mendapat ujian keimanan dari sang pemilik 99 Al Asmaul Husna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara Kamu" (QS. 9:16).

Dan di surat lainnya, "Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta macam-macam cobaan." (QS. Al-Baqarah:214)

Tersenyumlah dalam duka dan tenanglah dalam suka.

"Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. " (QS. Ali Imran: 139).

Sumber : Hudzaifah.org

kuatkah antum ^_^ ?

Kuat bukan saat kita bisa memenangkan segala kompetisi dalam hidup ini,

Tapi saat kita jatuh, lalu bangkit kembali untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan.

Jika hatimu lelah dan merasa tidak dapat melakukan apapun lagi,

Alloh tahu seberapa besar rasa lelah di hatimu.

Jika mata telah menangis begitu lama, namun hati masih merasa sakit,Alloh akan menghapus air mata itu.

Hidup memang berat, ada orang yang tertatih - tatih bahkan hampir putus asa dalam mengarunginya,

Namun yakinlah tinggal beberapa kesabaran dan usaha lagi, KESUKSESAN kan tercapai.

Belajarlah dari banyak orang yang akhirnya dapat mengenang kepedihan yang ia alami dulu
sebagai sesuatu yang indah dan berharga, meskipun ia punya banyak luka sekarang.

Namun saat melihat mereka, jangan hanya melihat keberhasilan mereka yang HANYA 1 % itu, tp juga lihat 99 % kegagalan mereka.

Semoga di akhir perjalanan nanti,

kita termasuk orang - orang yang masih berdiri tegak, sementara ada lebih banyak orang yang telah jatuh dan tak kuasa bangkit lagi,

Dan semoga ALLOH selalu memberikan kekuatan dan kesabaran.

pesan seorang kakak

Adik – adikku tersayang…

Ingin rasanya kakak bercerita tentang banyak hal kepada kalian

Tentang arti tawa yang menghiasi wajah

Tentang arti tangis yang melukai hati

Tentang kejadian kejadian yang membawa kita pada perenungan

Tentang masa – masa indah yang pastinya tak kekal

Tentang rasa tak nyaman saat kalian mulai dewasa

Karena sekali lagi, adikku, kakak dapat memastikan, bahwa zaman yang akan kalian hadapi akan jauh lebih berat,jauh lebih keras


Sebenarnya tak ada yang dapat kakak ceritakan dengan lebih baik daripada apa yang mungkin akan kalian dapatkan nantinya

Banyak pertanyaan yang mungkin akan membuatmu merenung lebih dalam

Bimbang dalam hati kan membawamu pada banyak perenungan mengenai arti dan tujuan hidup

Kalian akan mulai menyusun kepingan – kepingan puzzle kehidupan yang mungkin akan kalian dapat dari orang – orang terdekat kalian,

atau mungkin dari orang – orang yang hanya sekedar lewat untuk menyapa kalian.


Sekali lagi adikku, sebenarnya ingin sekali kakak bercerita pada kalian

Bahwa perasaan bimbang dan takut yang kalian rasakan sekarang akan membawa kalian pada jawaban besar .

Tertatih – tatih kakak dulu mencari jawaban itu adikku,

Karena dulu kakak merasa tak ada yang membantu kakak dalam menemukannya

Tak ku ketahui apa hakekat dari hidup yang sesungguhnya,

Perasaan tak tenang sering menghinggapi hati kakak.

Kalian tahu kenapa adikku ?


Karena dulu hati ini jarang menyebut asma Nya

Jarang bercengkrama dengan Nya,

Jarang menangis karena Nya

Karena itu adikku,

Jangan sampai hatimu mati walau sedetikpun.

Karena jawaban – jawaban besar yang terus kau cari itu,

Akan kau dapat semua melalui dzikirmu, sujudmu, tilawahmu, tadabburmu, tangismu di sepertiga malamNya, serta bhaktimu pada ayah dan ibu.


Tak banyak yang dapat kakak berikan adikku, karena Allah ternyata memiliki rencana lain untuk menempatkanmu di tempat yang jauh dari kakak meski hanya sementara waktu

Kehidupanmu di sana akan jauh lebih berat dan keras sayang.

Namun akan ada banyak pelajaran di sana, pelajaran yang mungkin tak kan kau dapatkan di tempat lain.

Namun teruslah berjuang adikku,

Sambut setiap hari baru dalam hidupmu dengan senyummu yang indah

Dengan semangat baru yang memberimu kekuatan tuk melahirkanmu menjadi manusia – manusia yang semakin baik dan kuat.

Sehingga tak ada kata berhenti atau keluh kesah yang ada pada hati kecil kalian.

Karena berhenti berarti mati, dan kita tak kan berhenti di jalan ini hingga kita bertemu denganNya kan ?

Semoga Alloh selalu berada di dalam hati kalian. ^_^