Kamis, 01 November 2012

Murabbi, Keikhlasan yang Terus Mengalir, Batu Bata Penyusun Jamaah

Terimakasih Untuk Para Murabbi/Murabbiyah

Apa yang paling berat dilakukan oleh para murabbi/murabbiyah? Sepertinya konsistensi.

Setiap pekan, mereka meluangkan waktu 2-3 jam. Bisa jadi lebih untuk persiapan. Setiap pekan, mereka mengutak-atik waktunya, agar jadwal yang satu ini tidak terganggu. Bahkan dengan urusan anak, istri/suami, maisyah atau tugas kuliah, kecuali urusan yang benar-benar mendesak. Kadang mereka mesti mengisi halaqoh diiringi istri/suami cemberut atau anak menangis. Kadang mereka mesti mengisi dengan melupakan sejenak hutang yang mesti dibayar besok atau uang SPP yang belum terbayar. Ada juga yang mesti mematikan HP-nya agar Si Bos, Atasan atau Klien kebutuhannya tertunda sebentar. Untuk para murabbi/murabbiyah yang telah mapan, biasanya kemapanannya harus dikonversi dengan waktu yang makin sempit. Dengan kewajiban dakwah, rapat,menjaga silaturrahim keluarga, aktif di masyarakat, mereka juga harus merelakan waktunya diberikan untuk anak orang lain, bukan saudara, bukan kerabat. Hanya karena kesadaran akan kewajiban dakwah & manfaat akhirat.

Terima kasih para murabbi/murabbiyah. Kita semua berada di jalan dakwah ini, atas peran murabbi/murabbiyah.

Murabbi/murabbiyah bisa jadi bukan yang paling shaleh, bisa jadi bukan yang paling pintar, bisa jadi bukan yang paling mapan, bisa jadi bukan di struktur yang paling tinggi. Tapi mereka cerminan pribadi ikhlas. Mereka tidak berharap pada para mutarabbi/mutarabbiyah. Bahkan kadang mutarobbi/mutarabbiyah lupa peran mereka. Kadang yang diingat hanya kekurangan mereka. Padahal mereka sejatinya guru, orang tua,syaikh, & pimpinan. Walau kadang mereka tidak sesempurna yang diharapkan. Ala kulli hal, batu bata jamaah dibangun atas jasa mereka.

Untuk para murabbi/murabbiyah jazakumullah & teruslah menjaga keikhlasan sehingga terjaga konsistensi. Karena balasan kebaikan di akhirat tidak berbanding dengan apapun di dunia. Untuk mutarabbi/murabbiyah patutlah kita berterima kasih, doa dalam qiyamul lail sudah sangat berarti.

Dan kadangkala disatu masa dalam hidup berjamaah ini, kita sedang kosong,tidak membina. Kita berharap ALLAH SWT berkenan menjadikan kita jalan bagi hidayah salah seorang hamba-Nya, walau satu orang. Sehingga tanpa kita sangka, kita mempunyai tabungan amal kebaikan yang kita sendiri tidak merasa melakukannya. Aamiin.

#Indonesia.. Harapan Itu Masih Ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar