Sabtu, 27 Oktober 2012

Cerita Inspirasi

Sebuah peristiwa yang mengubah hubunganku dengan ibuku dan cara pandangku tentang dirinya.
Berawal dari sebuah surat yang menggambarkan kegalauanku saat aku mulai beranjak dewasa.
Ketika banyak perasaan yang tidak ku mengerti dan perubahan yang harus ku hadapi.
Saat itu aku sudah tidak tahu lagi harus meluapkan perasaanku pada siapa.
Meski sekarang aku bersyukur sekali karena memutuskan untuk mengirimkan surat itu kepadanya.
Hingga kini aku masih menyimpan surat itu....

Rasa bimbang bagiku
adalah perasaan terburuk
Keadaan berubah pelik
Diri pun takut melangkah
Memulai dari awal
Merasa tak berarti
bagai setitik debu kecil
Saat berada di tengah orang banyak
tapi bagai tak berada di sana
Kadang ingin pergi
Sungguh-sungguh ingin pergi

Paginya setelah surat itu kusisipkan, tidak ada sesuatu yang berbeda.
Ibuku pun tetap berangkat seperti biasa
Yah.. mungkin waktu itu memang tatapannya sedikit berbeda,
senyumnya pun lebih hangat
Tapi beliau tetap pergi seperti biasa.
Akhirnya aku juga berangkat ke sekolah dengan perasaan sedikit kecewa.
Tapi ternyata ku temukan surat itu
Berwarna hijau muda di bagian depan tasku
Sebuah jawaban yang meyakinkanku bahwa aku harus dapat melewati semua 'masa-masa sulit' ini dengan baik,
dan bahwa aku tidak sendirian.

Rasa bimbang bagiku,bukanlah perasaan yang buruk
Bimbang membuatmu berfikir, membuatmu sadar
Bahwa hidup penuh liku, penuh tikungan
Namun bimbang dan pengertian akan jadi panduan
Cari tahulah semua itu dan isi dirimu
Biarlah di hati tercatat semua misteri yang kau dapat
Bimbang hanyalah ungkapan keinginan
Tuk mencari hal-hal yang akan membantumu untuk tumbuh
Dan menentukan pilihan jalan selanjutnya
Jalan yang kau lalui kini adalah jalan yang terbaik
Sebab bila ternyata kau salah
Kau BISA memperbaikinya
Jadi bimbanglah anakku,
Setiap jalan yang kau lalui dengan hati-hati,
akan memberimu kekuatan dan kebebasan dari rasa takut
Hingga akhirnya kau akan puas dengan hasilnya.
Meski kau berulangkali jatuh dan bersusah payah,
Yakinlah, Ibu pun pernah mengalaminya dan tetap mencintaimu.

Surat itu ku lipat dengan hati-hati dan ku kembalikan ke dalam tas. Saat itu langit terasa lebih cerah. Sembari dalam hati ku berdo'a agar Ia selalu menjaga Ibuku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar