Jumat, 26 Oktober 2012

Perkenankan aku mencintaiMu semampuku



Tuhanku,
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu
Lembar demi lembar kitab kupelajari
Untai demi untai kata para ustadz kuresapi
Tentang cinta para nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabbi
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama
Namun
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu
Aku makin merasakan gelisahku membadai
Dalam cinta yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tidak menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang kegelapan

Wahai Ilahi
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap Rahim, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Allahu Rahman, Ilahi rabbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku

Ilahi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu
Dengan kesabaran menangggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa, hingga Al Musthafa
Karena itu izinkan aku mencintai-Mu
Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku

Rabbi,
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar
Yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan diri-Mu dan rasul-Mu bagi pribadi dan keluarga
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad
Atau Usman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan dien-Mu
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Melalui seratus dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan
Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan
Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai tolan

Ilahi,
Aku tak sangup mencintai-Mu dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat rasul-Mu
Hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yang terhunjam di kakinya
Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu
Dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata
Meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia

Rabbi
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib
Yang membaktikan seluruh malam-Nya untuk bercinta dengan-Mu
Maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu dua rakaat lailku
Dalam satu dua sunnah nafilah-Mu
Dalam desah napas kepasrahan tidurku

Ya Maha Rahman
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai pada hafidz dan hafidzah
Yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Melalui selembar dua lembah tilawah harianku
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku

Yaa Rahim
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayyah
Yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya dien-Mu
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu
Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwah-Mu
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu semampuku
dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru

Allahu Karim
Aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya
Dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu di dalam segala
Perkenankanlah aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku
dengan mencintai sahabat-sahabatku
dengan mencintai manusia dan alam semesta

Allahu Rahmaanurrahim, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwaku
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku

#Azimah Rahayu
Keep mujahadah ikhwah fillah.. Bersama kita berjuang untuk mencintai Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar